MAKALAH
PENERAPAN
STRATEGI MENEJEMEN KELAS DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBELAJARAN
Mata
Kuliah :Manajemen Kelas
DosenPengampu : Dra. Hj. Lailial Muhtifah M. Pd
Suhaimi, S. Ag, M. Pd
DISUSUN OLEH:
MULYADI
(111 111 0989)
IV
/A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013/2014
KATA PENGANTAR
Rasa syukur
yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas “Penerapan Strategi Menejemen Kelas Dalam Peningkatan
Efektivitas Kegiatan Pembelajaran”. Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi penyusun makalah maupun pembaca makalah ini. Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas
yang terus memberikan bimbingannya dalam penyusunan makalah ini dan tidak turut
lupa juga kepada sahabat-sahabat kelas IV/A yang namanya tidak bisa disebutkan
satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta do’a kepada kami
dalam penyusunan makalah ini . oleh karenanya, ribuan ucapan terimakasih yang
terhingga kepada semua pihak yang terkait dalam hal ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Untuk kekurangan dan kekeliruan yang terdapat didalam
makalah ini, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya yang dapat memotivasi dan
merevisi serta selalu berinovasi kedepannya.
Wassalamualaikum
Wr, Wb.
Pontianak, 30 April l 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ….............................................................. i
DAFTAR
ISI ….............................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN …......................................................... 1
A. Latar
Belakang …......................................................... 1
B. Rumusan
Masalah....................................................... 2
C.
Tujuan............................................................................ 2
BAB
II Penerapan
Strategi Menejemen Kelas Dalam
Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran......... 3
A.
Pengertian Pendekatan dan
Strategi......................... 3
B.
Pendekatan Manajemen Kelas................................... 4
C.
Strategi Manajemen Kelas.......................................... 10
D.
Penerapan Strategi Menejemen
Kelas Dalam
Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran
di
Kelas............................................................................... 21
BAB
III PENUTUP ....................................................................... 30
A. Kesimpulan................................................................... 30
B.
Saran............................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
|
B.
Fokus Masalah
Setelah
mengetahui apa yang menjadi latar belakang diatas, adapun fokus masalah yang
diangkat adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan dan strategi
manajemen kelas?
2.
Bagaimanakah pendekatan dan strategi itu dilakukan
dalam manajemen kelas?
3.
Bagaimanakah proses penerapan strategi manajemen
kelas dalam peningkatan keefektivitasan proses pembelajaran di dalam kelas?
C.
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1.
Dapat mengetahui bagaimana pengertian dari pendekatan
dan strategi dari manajemen.
2.
Menambah wawasan mengenai bagaimana mengelola
manajemen kelas.
3.
Mengetahui dan dapat memahami bagaimana pendekatan
dan strategi manajemen kelas itu dilakukan.
4.
Bisa menarik kesimpulan tentang bagaimana pendekatan
dan strategi manajemen kelas itu dilakukan.
5.
Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas yang diampu oleh Dr. Hj. Lailial Muhtifah M.Pd
berupa tugas MID semester.
BAB II
PENERAPAN STRATEGI MENEJEMEN KELAS DALAM
PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBELAJARAN
OLEH. MULYADI (111 111 0989)
A.
Pengertian Pendekatan
dan Strategi
|
B.
Pendekatan Manajemen
Kelas
Pendekatan yang
dilakukan oleh seorang guru dalam Manajemen Kelas akan sangat dipengaruhi oleh
pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik watak dan
sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan.
Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif
pertimbangan dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain
sebagai berikut :
1.
PendekatanManajerial
Pendekatan ini dilihat
dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan.
Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi:
1.
Kontrol Otoriter, Pendekatan otoriter
memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku
peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan
menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi
pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan prilaku peserta didik.
Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan
dan hukuman.
Strategi-strategi yang dapat diterapkan dalam pendekatan
otoriter yaitu:
a. Menetapkan dan menegakkan peraturan.
Menciptakan dan menegakkan peraturan adalah kegiatan guru
menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan kepada peserta didik
apa yang diharapkan dan mengapa hal tersebut diperlukan atau disebut juga
proses mendefinisikan dengan jelas dan spesipik harapan guru mengenai perilaku
peserta didik di kelas.
b. Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan.
Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan adalah strategi cara
guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar peserta didik melakukan
sesuatu yang diinginkan guru. Perintah, pengarahan, dan pesan yang disampaikan
dan dinyatakan dengan jelas dan mudah dipahami adalah sesuatu cara yang sesuai
dan sempurna dalam mengendalikan perilaku peserta didik sepanjang tidak
menggunakan paksaan untuk mematuhinya.
c. Menggunakan teguran.
Menggunakan teguran ramah adalah strategi memanajemeni kelas
yang digunakan guru memarahi peserta didik yang berperilaku tidak sesuai, yang
melanggar peraturan dengan cara lemah lembut. Para penganjur strategi ini
merekomendasikan bahwa teguran ramah ini adalah strategi yang efektif untuk
mengembalikan peserta didik dari perilaku menyimpang yang ringan kepada
perilaku yang diharapkan.Teguran ramah dapat dilakukan secara verbal dan
nonverbal dimaksudkan untuk memberitahu bukan untuk menuduh.
d. Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
Merupakan tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang
dilihatnya berperilaku menyimpang atau cenderung menyimpang.Strategi ini
dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya situasi yang mengacaukan atau yang
mempunyai kemungkinan mengacaukan. Strategi ini didasarkan pada asumsi
kehadiran guru secara fisik akan cukup berhasil mencegah peserta didik
berperilaku menyimpang.
e. Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Merupakan strategi guru dalam merespon perilaku menyimpang
peserta didik yang tingkat penyimpangannya cukup berat.Strategi tersebut cukup
efektif menanggulangi perilaku menyimpang yang kadarnya berat dari peserta
didik.
2.
KebebasanLiberal atau Permisif,Menurut
konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan kegiatan
apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini,
aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan
tetapi, sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya
kekacauan atau kericuhan didalam kelas karena kebebasan yang di dapat oleh siswa
disalahgunakan.
3.
KebebasanTerbimbing / instruksional,Konsep ini
merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Disini siswa
diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol.
Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak
siswa harus dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat
penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini lebih
ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.
2.
PendekatanPsikologis
Terdapat beberapa pendekatan
yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain
sebagai berikut :
1)
Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (BehaviorModification)
Pendekatan ini didasarkan
pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapatbahwa:
a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik
merupakan hasil proses belajar.
b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang
dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud,
yaitu diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti hadiah,
ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi
oleh siswa, dan penguatan negatif (negative reinforcement) seperti hukuman,
penghapusanhak,danancaman. Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi
duabagian,yaitu:
1).Penguatan Primer,yaitupenguatan yang tanpa
dipelajari sepertimakan, minum,menghangatkantubuh, dan lain-lain.
2). Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil
proses belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan sosial (
pujian, sanjungan, perhatian), penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda
penghargaan lainnya) dan penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan atau
kegiatan yang disenangi oleh siswa yang tidak semua siswa dapat
mempraktekkannya). Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus
(continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan yang diberikan
secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap satu semester
sekali, setahun sekali.Merupakan pendekatan
yang mendasar kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan
dilaksanakan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat
bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang
bermutu.Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti
pelajaran yang baik, kegiatn belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan setiap peserta didik. Strategi manajemen kelas pada pendekatan
instruksional ini adalah:
1. Menyampaikan kurikulum dan
pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai.
1. Menerapkan kegiatan yang efektif
2. Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
3. Memberikan penghargaan yang jelas
4. Mengggunakan dorongan yang bermakna
5. Memberikan bantuan mengatasi rintangan
6. Merencanakan perubahan lingkungan
7. Mengatur kembali struktur situasi
2) Pendekatan Iklim Sosio Emosional (Socio Emotional
Climate)
Pendekaan ini berlandaskan
psikologiklinis dan konseling yang mempradugakan:
a)Proes Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan
keadaansosio emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan antara pribadi
guru dengan siswa danantarasiswadengansiswa.
b) Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya
iklim sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus dihadapan
siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari
sudut pandang siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai
tanpa menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga guru
dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai alternative penyelesaian.
3. PendekatanProsesKelompok(GroupProcess)
Pendekatan
ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang menjadi
anggapan dasar dari pendekatan ini ialah :
a) Pengalamanbelajar sekolah berlangsung dalam
konteks kelompok sosial.
b) Tugas pokok guru yang utama dalam Manajemen Kelas
ialah membinakelompokyangproduktifdanefektif.
4.Pendekatan Elektif (Electic Approach)
Ketiga pendekatan
tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.Dalam artitidak ada
salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah dan semua kondisi.Setiap pendekatan
mempunyai tujuan dan wawasan tertentu.Dengan demikan, guru dituntut untuk
memahami berbagai pendekatan.Dengan dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru
mempunyai banyak peluang untuk menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Wilford
A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek
terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu
kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis dan psikologis
dinilai benar , yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan
tertentu yang sesuai dengan situasi desebut pendekatn ekletik.Pendekatan Elektik disebut juga dengan Pendekatan
Pluralistik, yaitu Manajemen Kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan
suatu kondisi yang memungkinkan Proses Belajar Mengajar berjalan efektif dan
efisien. Dimana guru dapat memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari
penggunaannya untuk menciptakan Proses Belajar Mengajar berjalan secara efektif
dan efisien.( Sudarman Danim.2002 : 167 )
5. Pendekatan analitik pluralistik
Berbeda dengan
pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada
guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari
berbagai pendekatan manajemen yang di anggap mempunyai potensi terbesar
berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah
dianalisis.
C.
Strategi Manajemen Kelas
Dalam kamus bahasa
Indonesia strategi didefiniskan yaitu, sebuah rencana langkah-langkah yang
dilakukan secara sistematis. Berkenaan dengan strategi manajemen kelas dapat
kiranya diartikan bahwa strategi manajemen kelas ialah suatu proses perencanaan
langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam proses pembelajaran
didalam kelas, yang tujuannya ialah menciptakan proses Kegiatan Belajar
mengajar (KBM) didalam kelas sesuai dengan pencapaian dari tujuan pendidikan,
atau memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik dan
peserta didik. Proses kegiatan pembelajaran yang aktif, tidak akan terlepas
dari proses strategi perencanaan pemanjemenan kelas. Startegi manajemen kelas
berperan penting dalam upaya meningkatkan keefektifan proses pembelajaran
kelas. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah strategi sangatlah
dibutuhkan oleh pendidik untuk mengatur kelas dengan sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran didalam kelas akan berjalan dengan efektif. Pendidik dituntut
untuk tidak hanya menguasai satu jenis strategi manajemen kelas saja, namun
pendidik dituntut untuk lebih banyak menguasai strategi pemanajemenan kelas,
dengan demikian ketika pendidik melakukan proses pembelajaran tidak akan
terpaku dengan satu atau dua strategi saja dalam uapaya mengatur proses
kegiatan pembelajaran dikelas. Sehingga proses kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
didalam kelas akan efektif dan mencapai tujuan sesuai dengan apa yang
diharapkan.Brophy dan Evertson
mengemukakan pendapatnya yang dikutip dalam
Inovasi Pendidikan Dalam Upaya
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,tahun 2002, bahwa hampir
seluruh hasil survei mengenai keefektifan guru (teacher effectivess) melaporkan bahwa keterampilan manajemen kelas
(classroom management skills) menduduki
posisi primer dalam menetukan keberhasilan proses pembelajaran (teaching success) yang diukur dari
efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan
demikian, keterampilan manajemen kelas sangat kruasial dan fundamental dalam
mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam
bidang manjemen kelas, barang kali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang
menjadi tugas pokoknya.
Strategi menajemen kelas
juga diartikana sebagai strategi pengelolaan kelas, yang didefinisikan dalam
buku Strategi Belajar Mengajar karangan Pupuh Fathurrohman dkk, yaitu suatu
usaha yang dilakukan oleh guru untuk membuat atau menciptakan kondisi belajar
yang optimal.
Terkaitdengan strategi
menajemen kelas ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pendidik hendak
menggunakan suatu strategi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.
Kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
Setiap strategi
pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan
pembelajaran tertentu. Seperti contoh mudah, bila tujuan pembelajaran adalah:
Siswa dapat merakit sebuah robot, maka metode ceramah atau diskusi tidak akan
dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode pembelajaran
aktif akan berhasil.
2. Kesesuaian strategi
pembelajaran dengan materi pembelajaran
Sudah barang tentu materi
pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sangat mempengaruhi pemilihan
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Ada materi-materi yang
hanya cocok diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik
pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika diberikan melalui pendekatan,
metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lainnya.Misalnya jika materi
pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat dipilih dan berfungsi dengan
baik.Sedangkan materi seperti pengetahuan prosedural seperti langkah-langkah
membuat kue donat cocok diberikan dengan pembelajaran langsung.
3. Ketersediaan media, alat,
bahan, dan sumber belajar.
Beberapa strategi pembelajaran mungkin sangat
ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, pendidik kembali
harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber
belajar.Apakah guru dapat melaksanakan suatu strategi pembelajaran bila alat,
bahan, sumber, dan media yang diperlukan tidak tersedia?
Dengan
demikian ada beberapa jenis faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
sebuah strategi dalam manajemen kelas yaitu :
1. Kemapuan siswa
Contohnya: di suatu sekolah yang sering
melakukan kegiatan laboratorium, metode inkuiri atau penemuan terbimbing
mungkin dapat dengan mudah dilaksanakan, tetapi pada sekolah tertentu yang sama
sekali tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium dan berlatih
keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan penemuan terbimbing mungkin
akan sulit dilaksanakan.
2. Gaya belajar siswa
Setiap siswa
mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode,
strategi, dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua
siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
3. Ketersediaan waktu
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang
sangat penting dalam pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
strategi pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang
banyak, sementara strategi pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit
waktu
4. Jaminan variasi
Guru juga
harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan strategi,hal
ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar
dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.
5. Jaminan adanya interaksi
antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa
Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini
antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam
pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung dari berbagai arah, maka
akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya
mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi, dan
teknik pembelajaran yang akan digunakannya.
Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang cocok untuk
pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca
berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
yang sedang berkembang dan banyak digunakan dewasa ini.
Maka pengelolaan kelas, apabila ditinjau dari
sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Dikatakan secara preventif apabila upaya yang
dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari
kondisi masa menjadi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru
yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas yang
preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau pemberian informasi yang dapat
diberikan kepada siswa sehingga akan berkembang motivasi yang tinggi, atau agar
motivasi yang sudah baik itu tidak dinodai oleh tindakan siswa yang menyimpang sehingga
mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Keterampilan yang berhubungan
dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran
ini, dapat ditunjukkan melalui sikap tanggap guru, bahwa guru hadir bersama
anak didik. Guru tahu kegiatan mereka apakah memperhatikan atau tidak.
Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru dapat menegur
mereka walaupun sedang menulis di papan tulis.
b. Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan
kelas yang dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa
sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini kegiatan
pengelolaan kelas akan berusaha menghentikan tingkah laku yang menyimpang
tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya tingkah laku siswa yang mendukung
terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik.
Guru harus mengetahui pusat perhatian siswa
pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah siswa-siswanya di kelas
tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar ataukah tidak.
Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui apakah mereka sudah
tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar mengajar ataukah malah
mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat diketahui ketika
siswa ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru, akan memberikan
jawaban yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau konsentrasi) atau
terlihat terkejut. Oleh karena itu, apabila terdapat anak didik yang
menimbulkan gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik,
misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah laku
anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
Adapun prosedur dari jenis-jenis pengelolaan
kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan tingkah laku dari anak didik dan mencapai tujuan pengajaran.Maka
dari itu, hendaknya guru mengetahui langkah-langkah preventif (pemeliharaan kondisi
belajar) dalam pengelolaan kelas. Prosedur pengelolaan kelas secara preventif
akan meliputi langkah-langkah peningkatan kesadaran guru sebagai pendidik,
peningkatan kesadaran siswa, penampilan sikap guru, pengenalan terhadap tingkah
laku siswa, penemuan alternatif pengelolaan kelas, dan pembuatan kontrak sosial
dalam proses belajar mengajar (Nurhadi, 1983: 164).
a) Peningkatan kesadaran guru sebagai seorang
pendidik
Dalam kedudukannya sebagai seorang pendidik,
guru harus sadar bahwa dirinya memiliki rasa “handharbeni” (rasa peduli
terhadap kelas dengan segala isinya) dan bertanggung jawab terhadap proses
kegiatan belajar mengajar.
Guru bertugas menciptakan suasana yang
dibutuhkan oleh para siswa agar mereka dapat belajar dengan baik. Apakah
suasana belajar menunjang pengajaran atau tidak.Jadi sepenuhnya tergantung pada
sikap guru. Guru harus tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi para siswa,
memberikan nasehat dan bimbingan, dan banyak hal lainnya yang dapat dikerjakan
oleh guru.
b) Peningkatan kesadaran siswa
Apabila kesadaran diri guru sebagai seorang
pendidik sudah ditingkatkan, langkah kedua kemudian berusaha meningkatkan
kesadaran siswa akan kedudukan dirinya dalam proses pendidikan.
Sebagai seorang siswa kadang-kadang tidak sadar
akan kedudukannya dalam organisasi di sekolah. Oleh sebab itu menjadi langkah
yang kedua yang harus dilakukan seorang guru adalah meningkatkan kesadaran
siswa akan dirinya terutama tentang perimbangan antara hak dan kewajibannya.
Dengan menyadari akan hak dan kewajiban tersebut diharapkan siswa akan
mengendalikan dirinya dari tindakan dan tingkah laku yang menyimpang yang akan
mencemari suasana pendidikan.
c) Penampilan sikap guru
Setelah kesadaran fungsi seorang pendidik, dan
kesadaran siswa akan kedudukan dirinya di sekolah ditingkatkan maka upaya
penciptaan suasana yang mendukung proses pendidikan harus dilakukan dengan
inisiatif. Inisiatif guru itu diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa-siswa
yang dilambari dengan sikap tulus dan hangat.
d) Pengenalan terhadap tingkah laku siswa
Langkah selanjutnya, seorang guru hendaknya
mengenal tingkah laku siswa. Pengenalan akan tingkah laku ini dalam kaitannya
dengan pengelolaan kelas. Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah
laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan
untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut dapat bersifat
perseorangan ataupun kelompok.
e) Penemuan alternatif pengelolaan kelas
Setelah seorang guru dapat menyelidiki berbagai
tingkah laku siswa, baik yang mendukung maupun yang mencemarkan suasana
pendidikan, maka selanjutnya berusaha menetapkan alternatif pengelolaan kelas
yang akan dilakukan.
f) Pembuatan kontrak sosial
Langkah terakhir dalam upaya pengelolaan kelas
secara preventif adalah pengaturan tingkah laku dengan menggunakan norma atau
nilai. Norma atau nilai itu diharapkan akan menjadi landasan tindakan yang akan
berfungsi untuk mempertahankan kehadiran tingkah laku siswa yang mendukung
maupun untuk mencegah tingkah laku sosial, pada hakikatnya adalah norma yang
dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai
individu maupun sebagai kelompok.
2. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
kuratif
Adapun prosedur pengelolaan kelas secara
kuratif akan meliputi langkah-langkah identifikasi masalah, analisa masalah,
penetapan alternative pemecahan masalah, monitoring dan memanfaatkan umpan
balik .
a) Identifikasi masalah
Pertama-tama seorang guru melakukan
identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki
penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat mengganggu proses kelancaran
pendidikan di kelas.
b) Analisa masalah
Dengan hasil penyelidikan yang mendalam,
seorang guru dapat melanjutkan pada langkah ini yaitu suatu kegiatan yang
berusaha mengetahui latar balakang serta sebab-sebab timbulnya tingkah laku
yang menyimpang tersebut. Dengan cara yang demikian akan dapat ditemukan sumber
masalah yang sebenarnya, upaya untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan baik.
Jadi, dengan guru mengetahui tingkah laku anak
didik yang menyimpang itu, maka guru dapat menganalisanya dan berusaha
menemukan pemecahannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pemecahan
masalah.Misalnya, memberikan perhatian yang lebih, memberikan pengarahan atau
nasehat dan lain sebagainya.
c) Penetapan alternatif pemecahan
Setelah mengetahui sumber masalahnya, seorang
guru dapat mencoba mengkaji berbagai alternatif pemecahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif
pemecahan itu, maka ia hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang dapat
dipergunakan dalam pengelolaan kelas dan juga memahami cara-cara untuk
mengatasi setiap masalah sesuai dengan pendekatan masing-masing.
d) Monitoring
Setelah kegiatan mengatasi masalah pengelolaan
kelas itu dilaksanakan, tidak dibiarkan saja, tetapi perlu dimonitor
akibat-akibat yang terjadi karena perlakuan dalam mengatasi masalah
tersebut.Hal ini diperlukan karena akibat perlakuan guru itu dapat saja
mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang menyimpang itu,
tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan
tingkah laku menyimpang, berikutnya yang justru lebih jauh
menyimpangnya.Langkah monitoring pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji
akibat- akibat yang terjadi tersebut.
e) Memanfaatkan umpan balik
Hasil dari kegiatan monitoring itu sebenarnya
merupakan umpan balik terbaik guru yang sangat berharga, karena dengan ini ia
dapat mengkaji kembali apakah alternatif tindakan yang telah dilakukan itu
tepat atau tidak, atau masih perlu disempurnakan. Hasil monitoring itu
hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya
untuk:
1. Memperbaiki pengambilan alternatif yang
pernah ditetapkan bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang
sama
2. Dasar dalam melakukan kegiatan pengelolaan
kelas berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengelolaan kelas yang
sudah dilakukan sebelumnya.
D. Penerapan Strategi
Menejemen Kelas Dalam Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran Di Kelas
Pendidikan adalah sebuah proses sebagaimana
mengharuskan sebuah proses didalamnya, yang didalam proses itu menghendaki
sebuah perubahan yang akan terjadi. Perubahan yang dimaksudkan dalam hal ini
ialah perubahan perilaku, pemahaman yang lebih baik, yang tetap memperhatikan
tujuan pendidikan itu sendiri.Sejalan dalam hal itu, pendidikan tidak akan bisa
berjalan dengan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan
tersebut. Salah satu faktor utama dan paling utama untuk mencapai tujuan
pendidikan itu, ialah dengan sebuah strategi baik berupa strategi manajemen
kelas maupun dengan strategi manajemen
pembelajaran. Manajemen ialah seni untuk
melaksankan suatu pekerjaan melalui orang lain. Manajemen kelas Secara harfiah
didefinisikan yaitu suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain
(semisal dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Kata perencanaan disini merujuk pada perencanaan pembelajaran dan unsur-unsur
penunjangnya. Pelaksanaan bermakna proses pembelajaran sedangkan evaluasi
bermakna evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud terdiri dari dua jenis,
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran. (Sufyarma, 2004 : 188)
Manajemen kelas ialah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manjemen kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha
sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat
peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi / kondisi proses belajar
mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan
tujuan kurikuler dapat tercapai. (Tim Penyusun, 2011 : 106)
Strategi manajemen kelas
bernilai sangat penting dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran di dalam
kelas. Karena dengan sebuah strategi manajemen kelas yang baik maka proses pembelajaran
akan bisa tercapai dengan baik. Strategi manajemen kelas ini dapat berupa
pengaturan suasana kelas, suasana pembelajaran yang kondusif dan lain
sebagainya. Disebutkan oleh Dirjen Dikdasmen bahwa ada empat yang menjadi
tujuan dalam manejemen kelas yaitu :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat mengahalangi terwujudnya
intreraksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosisla,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Konsep dasar dari
manajemen kelas ialah penempatan individu, kelompok, sekolah dan faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas pendidik seperti mengontrol, mengatur
atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk
saat ini. Sekarang aktivitas pendidik yang terpenting ialah memanajemen,
mengorganisir dan mengkoordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju
tujuan pembelajran. Mengelola kelas merupakan ketermapilan yang harus dimiliki pendidik
dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju
perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek menajemen kelas. Adapun
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas ialah sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas dan tindakan selektif serta kreatif.
Dalam hal ini, pendidik
dituntut untuk dapat menguasai strategi-strategi dalam manajemen kelas guna
untuk mengefektifkan proses pembelajaran di dalam kelas. Sehingga proses
pembelajaran di dalam kelas akan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Secara garis besar upaya untuk meningkatkan
keefektivitasan pembelajran di dalam kelas dengan menerapkan strategi manajemen
kelas ada dua yaitu ;
1. Pengaturan Peserta Didik
Dalam
kajian filosofis, peserta didik dipandang sebagai manusia seutuhnya, dimana
mereka dipandang manusia yang memiliki hak dan kewajiban. Dalam pendidikan, hak-hak peserta didik
haruslah lebih dikedepankan atau diutamakan seperti hak mereka untuk
mendapatkan pengetahuan yang sesuai dengan keinginan mereka, hak mereka untuk
mengembangkan potenti-potensi yang ada pada mereka, dimana itu semua dalam rangka
mempersiapkan mereka menjadi manusia yang dewasa. Selain hak-hak tersebut,
peserta didik juga memiliki kewajiban yang harus mereka jalani. Sebagai peserta didik juga
harus memahami kewajiban, etika serta melaksanakanya. Kewajiban adalah sesuatu
yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik. Sedangkan etika
adalah aturan perilaku, adat kebiasaan yang harus di tati dan dilaksanakan oleh
peserta didik dalam proses belajar. Namun itu semua tidak terlepas dari
keterlibatan pendidik, karena seorang pendidik harus memahami dan memberikan
pemahaman tentang aspek-aspek yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap
peserta didik itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui aspek-aspek
tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit
dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensi yang dimilikinya.
Peserta
didik ialah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang
ditempatkan sebgai objek dank arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran
manusia, maka peserta didik bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek.
Artinya peserta didik bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi
juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.pergerakan
yang terjadai dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam
hal ini, fungsi guru tetap meiliki proporsi yang besar untuk dapat membimbing,
mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan peserta didik.
Oleh karena itu, pengaturan orang atau peserta didkadalah bagaimana mengatur
dan menempatkan peserta didk dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan
perkembangan emosionalnya. Peserta didik
diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan
minat dan keinginannya.
2. Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik pendidik maupun
peserta didik dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi
dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu, lingkungan fisik kelas
berupa sasaran dan prasarana kelas harus dapat memnuhi dan mendukung interaksi
yang terjadi, sehingga harmonisasikehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik
dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar
mengajar. kriteria minimal meliputi aman, estetika, sehat, cukup, bermutu dan
nyaman yang terpenting bahwa dengan fasilitas yang minim dapat diatur dengan
baik sehingga daya gunanya lebih tinggi. Pengaturan fasilitas adalah kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik, sehingga seluruh peserta didik dapat
terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarah
untuk meningkatkan efektivitas belajar peserta didik sehingga mereka merasa
senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik. Untuk lebih jelasnya, pengaturan
peserta didik dan fasilitas dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Gambar 1.1
Kegiatan dalam
pengelolaan kelas
Adapun secara lebih
terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh pendidik dalam
manajemen kelas sebagai aspek-aspek menejemen kelas guna mengefektivitaskan
pembelajaran di dalam kelas yaitu :
1.
Mengecek kehadiran
peserta didiknya. peserta didik di lihat keberadaannya satu persatu terutama
diarahakan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajara mengajar,
kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan
memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas
dengan baik.
2. Mengumpulkan
hasil pekerjaan peserta didik, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan itu. Guna
memberikan motivasi kepada mereka atas apa yang telah mereka kerjakan.
3. Pendistribusian
bahan dan alat. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk bisa adil dalam melakukan
pendistribusian bahan maupun alat sehingga tidak ada intimidasi yang dirasakan
oleh peserta didiknya.
4. Mengumpulkan
informasi dari siswa. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa
itu sendiri yag dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentag
pribadi siswa maupun yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus
dan sudah dikerjaan.
5. Mencatat
data. Data-data siswa yang baik secara perorangan maupun kelompok yang
menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan
mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil
pekerjaan siswa
6. Pemeliharaan
arsip. Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan didata dengan rapi
dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan
informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
7. Menyampaikan
materi pelajaran. Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan
belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan
berbagai media dan informasi yang ada dalam kelas.
8. Memberika
tugas atau PR. Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa
untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara
madiri.
Setelah
kita mengetahui apa saja yang harus kita perhatikan dalam meningkatan
kefektifan proses pembelajaran di kelas, ada beberapa strategi yang harus
dilaukan yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan
kekuasaan
Pendekatan ini
menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas
dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah
mengendalikan prilaku peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan
menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
2.
Pendekatan
ancaman
Dalam pendekatan ini,
dapat dilakukan dengan cara yaitu melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.
Pendekatan ancaman dilakukan dalam rangka mengontrol tingkah laku peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Pendekatan
kebebasan
Pendidik harus
memberikan kebebasan dalam batasan-batasan kepada peserta didik agar mereka
tidak merasa tertekan dan merasa rileks dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
di kelas.
4.
Pendekatan
resep
Yaitu guru memberikan
sejumlah daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk dapat
menyelesaikan program satuan belajara atau pengalaman belajar tertentu.
5.
Pendektan
pengajaran
Peranan pendidik dalam
hal ini adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran dengan baik.
6.
Pendekatan
perubahan tingkah lakukan
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai
suatu proses untuk mengumbah tingkah laku anak didik dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari belum kepada mengahayati
nilai-nilai serta serta dari belum kepada menguasai keterampilan-keterampilan
tertentu.
7.
Pendekatan
suasana emosi dan hubungan sosial
Artinya ialah suasana
emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya ada hubungan timbal balik
yang baik dan positif antara pendidik dan peserta didik, atau dari peserta
didik dengan peserta didik. Tugas pendidik berdasarkan pendekatan ini adalah
menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
8.
Pendekatan
Proses kelompok
Peranan pendidik ialah
mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif.
Dalam proses ini pendidik diusahakan mengelompokkan anak didik ke dalam
beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta
kelas yang bergairah dalam belajar.
9.
Pendekatan
Electis atau pluralistic
Yaitu suatu pendekatan pengelolaan
kelas yang menekankan pada bagaimana menggunakan berbagai macam pendekatan yang
memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan
proses pembelajaran efektif dan efisien. (Darwyan, 2009 : 201-204) .
Dengan demikian, bahwa
dengan melakukan penerapan strategi menajemen kelas yang baik maka akan
membentuk keefektifitasan proses pembelajaran di dalam kelas sehingga tujuan
pembelajran akan tercapai dengan maksimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran Discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran Induktif. Sedangkan Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu). Adapun yang menjadi Pendekatandalam pendekatan dan strategi Manajemen kelas yaitu :
A. Pendekatan manajemen
1.
Kontrol Otoriter
2.
Kebebasan Liberal atau Permisif
3.
KebebasanTerbimbing / instruksional
B.
PendekatanPsikologis
1. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior
Modification)
2. Pendekatan Iklim Sosio Emosional (SocioEmotional
Climate)
C.
Pendekatan Proses Kelompok ( Group Process)
D.
Pendekatan Elektif (Electic Approach)
E.
Pendekatan analitik pluralistic
Dan strategi manajemen kelas ialah :
a.
Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
b.
Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Dengan demikian, proses pembelajaran yang
efektif juga dipengaruhi oleh bagaimana penerapan strategi manajemen kelas yang
baik.
F.
Saran
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Ade,
Rukmana dan Asep Suryana. 2011. Manajemen
Pendidikan. Bandung : ALFABETA
Asrori,Ardiansyah,M.Pd.pendidikandimalanhttp://www.majalahpendidikan.com/2011/06/jenis-jenispengelolaan-kelas.html
Darwyan
syah, dkk. 2009. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : DIADIT MEDIA
Kelvin
Seifert. 2007. Manajemen Pembelajaran dan
Instruksi Pendidikan. Jogjakarta : IRCiSoD
Maman, Rochman. 1997. Manajemen
Kelas. jakarta: SINAR HARAPAN
Nasution.
2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Pupuh, Fathurrohman dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT refika
Aditama
Sejathi,http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108434-pendekatan-dalam-manajemen-kelas/
(Diakses Tanggal 12/3/2013), Pukul 20 :15 Wib)
Sudarmawan,
Danim. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam
Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : CV PUSTAKA
SETIA
Sufyarma. 2004. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung : CV
Alfabeta
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking