Vrydag 24 Mei 2013

MAKALAH MANAJEMEN KELAS





MAKALAH
PENERAPAN STRATEGI MENEJEMEN KELAS DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBELAJARAN
Mata Kuliah :Manajemen Kelas
DosenPengampu : Dra. Hj. Lailial Muhtifah M. Pd
Suhaimi, S. Ag, M. Pd
Description: E:\agg doc\images.jpg




DISUSUN OLEH:
MULYADI (111 111 0989)
IV /A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013/2014


 

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas Penerapan Strategi Menejemen Kelas Dalam Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran”. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penyusun makalah maupun pembaca makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas yang terus memberikan bimbingannya dalam penyusunan makalah ini dan tidak turut lupa juga kepada sahabat-sahabat kelas IV/A yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta do’a kepada kami dalam penyusunan makalah ini . oleh karenanya, ribuan ucapan terimakasih yang terhingga kepada semua pihak yang terkait dalam hal ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Untuk kekurangan dan kekeliruan yang terdapat didalam makalah ini, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya yang dapat memotivasi dan merevisi serta selalu berinovasi kedepannya.
Wassalamualaikum  Wr, Wb.




Pontianak, 30 April l 2013


                                                                                         Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …..............................................................        i
DAFTAR ISI …..............................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN ….........................................................        1
A.    Latar Belakang ….........................................................        1
B.     Rumusan Masalah.......................................................        2
C.     Tujuan............................................................................        2
BAB II Penerapan Strategi Menejemen Kelas Dalam
 Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran.........        3

A.    Pengertian Pendekatan dan Strategi.........................        3
B.     Pendekatan Manajemen Kelas...................................        4
C.     Strategi Manajemen Kelas..........................................        10
D.    Penerapan Strategi Menejemen Kelas Dalam
Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran di
Kelas...............................................................................        21
BAB III PENUTUP .......................................................................        30
A.    Kesimpulan...................................................................        30
B.     Saran...............................................................................        30
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................        32



 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
1
 
Pendidikan adalah sebuah proses yang terencana guna mencapai tujuan pendidikan. Artinya ialah suatu proses pendidikan itu terlaksana secara terencana, sistematis dan akan tepat sasaran. Objek dari pendidikan ialah pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan tidak akan pernah berjalan dengan efektif ketika peserta didik atau pendidik tidak professional. Professional disini diartikan bahwa pendidik harus memiliki kemampuan manajemen kelas yang baik. Berkaitan dengan manajemen kelas  seorang pendidik dituntut untuk tidak hanya menguasai satu atau dua jenis pendekatan dan strategi dalam manjemen kelas. Selain itu, peserta didik juga berperan penting untuk mendukung keefektifan suatu proses pembelajaran artinya ialah peserta didik merupakan objek dari manajemen kelas yang dilakukan oleh pendidik. Dengan kesingkronan antara fungsi dari pendidik sebagai manajer kelas dan peserta didik sebagai objek yang sasaran dari manajemen kelas tadi. Saaat ini, fungsi manajemen kelas sering diabaikan oleh pendidik, karena pendidik hanya melakukan proses pentransferan ilmu saja. Tidak memperhatikan pentingnya manajemen kelas itu. Oleh karena itu, makalah ini dengan tema  “PENDEKATAN DAN STRATEGI MANAJEMEN KELAS” kemudian penulis hendak mengangkat sebuah judul yaitu (PENERAPAN STRATEGI MENEJEMEN KELAS DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBELAJARAN kemudian dari judul yang  kami angkat ini sebagai bahan acuan perbaikan proses kegiatan pembelajaran yaitu yang berkaitan dengan fungsi pendekatan dan strategi manajemen kelas.
B.     Fokus Masalah
Setelah mengetahui apa yang menjadi latar belakang diatas, adapun fokus masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan dan strategi manajemen kelas?
2.      Bagaimanakah pendekatan dan strategi itu dilakukan dalam manajemen kelas?
3.      Bagaimanakah proses penerapan strategi manajemen kelas dalam peningkatan keefektivitasan proses pembelajaran di dalam kelas?
C.    Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui bagaimana pengertian dari pendekatan dan strategi dari manajemen.
2.      Menambah wawasan mengenai bagaimana mengelola manajemen kelas.
3.      Mengetahui dan dapat memahami bagaimana pendekatan dan strategi manajemen kelas itu dilakukan.
4.      Bisa menarik kesimpulan tentang bagaimana pendekatan dan strategi manajemen kelas itu dilakukan.
5.      Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas  yang diampu oleh Dr. Hj. Lailial Muhtifah M.Pd berupa tugas MID semester.




BAB II
 PENERAPAN STRATEGI MENEJEMEN KELAS DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBELAJARAN
OLEH. MULYADI (111 111 0989)
A.       Pengertian Pendekatan dan Strategi
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.Sedangkan Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu).Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran .terkait dengan dua unsur tersebut yaitu pendekatan dan strategi, tidak akan terlepas dengan kata manajemen kelas. Dalam buku Inovasi Pendidikan karangan Prof. Dr. Sudarmawan Danim,manajemen kelas didefiniskan yaitu, secara terminologi manajemen kelas (classroom management) dibangun oleh dua kata, yaitu manajemen (management) dan kelas dalam makna ruang kelas (classroom), yang jikalau diperguruan tinggi disebut dengan ruang kuliah.Menajemenn ialah seni untuk melaksankan suatu pekerjaan melalui orang lain (Sufyarma, 2004 : 188), Secara harfiah manajemen kelas didefinisikan yaitu suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain (semisal dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Kata perencanaan disini merujuk pada perencanaan pembelajaran dan unsur-unsur penunjangnya.Pelaksanaan bermakna proses pembelajaran sedangkan evaluasi bermakna evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud terdiri vbdari dua jenis, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
B.       Pendekatan Manajemen Kelas
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam Manajemen Kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut :
1.         PendekatanManajerial 
Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi:
1.        Kontrol Otoriter, Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan prilaku peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Strategi-strategi yang dapat diterapkan dalam pendekatan otoriter yaitu:
a.    Menetapkan dan menegakkan peraturan.
     Menciptakan dan menegakkan peraturan adalah kegiatan guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan kepada peserta didik apa yang diharapkan dan mengapa hal tersebut diperlukan atau disebut juga proses mendefinisikan dengan jelas dan spesipik harapan guru mengenai perilaku peserta didik di kelas.
b.   Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan.
     Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan adalah strategi cara guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar peserta didik melakukan sesuatu yang diinginkan guru. Perintah, pengarahan, dan pesan yang disampaikan dan dinyatakan dengan jelas dan mudah dipahami adalah sesuatu cara yang sesuai dan sempurna dalam mengendalikan perilaku peserta didik sepanjang tidak menggunakan paksaan untuk mematuhinya.
c.    Menggunakan teguran.
     Menggunakan teguran ramah adalah strategi memanajemeni kelas yang digunakan guru memarahi peserta didik yang berperilaku tidak sesuai, yang melanggar peraturan dengan cara lemah lembut. Para penganjur strategi ini merekomendasikan bahwa teguran ramah ini adalah strategi yang efektif untuk mengembalikan peserta didik dari perilaku menyimpang yang ringan kepada perilaku yang diharapkan.Teguran ramah dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal dimaksudkan untuk memberitahu bukan untuk menuduh.
d.   Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
     Merupakan tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang dilihatnya berperilaku menyimpang atau cenderung menyimpang.Strategi ini dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya situasi yang mengacaukan atau yang mempunyai kemungkinan mengacaukan. Strategi ini didasarkan pada asumsi kehadiran guru secara fisik akan cukup berhasil mencegah peserta didik berperilaku menyimpang.
e.    Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
     Merupakan strategi guru dalam merespon perilaku menyimpang peserta didik yang tingkat penyimpangannya cukup berat.Strategi tersebut cukup efektif menanggulangi perilaku menyimpang yang kadarnya berat dari peserta didik.
2.         KebebasanLiberal atau Permisif,Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau kericuhan didalam kelas karena kebebasan yang di dapat oleh siswa disalahgunakan.
3.         KebebasanTerbimbing / instruksional,Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Disini siswa diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.
2.         PendekatanPsikologis 
Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
1)   Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (BehaviorModification)
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapatbahwa:
a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan hasil proses belajar. 
b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative reinforcement) seperti hukuman, penghapusanhak,danancaman. Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi duabagian,yaitu: 
1).Penguatan Primer,yaitupenguatan yang tanpa dipelajari sepertimakan, minum,menghangatkantubuh, dan lain-lain.
2). Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil proses belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan sosial ( pujian, sanjungan, perhatian), penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) dan penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan yang disenangi oleh siswa yang tidak semua siswa dapat mempraktekkannya). Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus (continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap satu semester sekali, setahun sekali.Merupakan pendekatan yang mendasar kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan  dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu.Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatn belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik. Strategi manajemen kelas pada pendekatan instruksional ini adalah:
1. Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai.
1.    Menerapkan kegiatan yang efektif
2.    Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
3.    Memberikan penghargaan yang jelas
4.    Mengggunakan dorongan yang bermakna
5.    Memberikan bantuan mengatasi rintangan
6.    Merencanakan perubahan lingkungan
7.    Mengatur kembali struktur situasi
2)   Pendekatan Iklim Sosio Emosional (Socio Emotional Climate)
Pendekaan ini berlandaskan psikologiklinis dan konseling yang mempradugakan:
a)Proes Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaansosio emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan antara pribadi guru dengan siswa danantarasiswadengansiswa. 
b) Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus dihadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai alternative penyelesaian. 
3.    PendekatanProsesKelompok(GroupProcess) 
                  Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah :
a) Pengalamanbelajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
b) Tugas pokok guru yang utama dalam Manajemen Kelas ialah membinakelompokyangproduktifdanefektif. 
4.Pendekatan Elektif (Electic Approach) 
Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.Dalam artitidak ada salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah dan semua kondisi.Setiap pendekatan mempunyai tujuan dan wawasan tertentu.Dengan demikan, guru dituntut untuk memahami berbagai pendekatan.Dengan dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis dan psikologis dinilai benar , yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi desebut pendekatn ekletik.Pendekatan Elektik disebut juga dengan Pendekatan Pluralistik, yaitu Manajemen Kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan Proses Belajar Mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan Proses Belajar Mengajar berjalan secara efektif dan efisien.( Sudarman Danim.2002 : 167 )
5. Pendekatan analitik pluralistik
                 Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang di anggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.
C.       Strategi Manajemen Kelas
Dalam kamus bahasa Indonesia strategi didefiniskan yaitu, sebuah rencana langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis. Berkenaan dengan strategi manajemen kelas dapat kiranya diartikan bahwa strategi manajemen kelas ialah suatu proses perencanaan langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam proses pembelajaran didalam kelas, yang tujuannya ialah menciptakan proses Kegiatan Belajar mengajar (KBM) didalam kelas sesuai dengan pencapaian dari tujuan pendidikan, atau memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik dan peserta didik. Proses kegiatan pembelajaran yang aktif, tidak akan terlepas dari proses strategi perencanaan pemanjemenan kelas. Startegi manajemen kelas berperan penting dalam upaya meningkatkan keefektifan proses pembelajaran kelas. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah strategi sangatlah dibutuhkan oleh pendidik untuk mengatur kelas dengan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran didalam kelas akan berjalan dengan efektif. Pendidik dituntut untuk tidak hanya menguasai satu jenis strategi manajemen kelas saja, namun pendidik dituntut untuk lebih banyak menguasai strategi pemanajemenan kelas, dengan demikian ketika pendidik melakukan proses pembelajaran tidak akan terpaku dengan satu atau dua strategi saja dalam uapaya mengatur proses kegiatan pembelajaran dikelas. Sehingga proses kegiatan Belajar Mengajar (KBM) didalam kelas akan efektif dan mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.Brophy dan Evertson mengemukakan pendapatnya yang dikutip dalam  Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,tahun 2002, bahwa hampir seluruh hasil survei mengenai keefektifan guru (teacher effectivess) melaporkan bahwa keterampilan manajemen kelas (classroom management skills) menduduki posisi primer dalam menetukan keberhasilan proses pembelajaran (teaching success) yang diukur dari efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian, keterampilan manajemen kelas sangat kruasial dan fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang manjemen kelas, barang kali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya.
Strategi menajemen kelas juga diartikana sebagai strategi pengelolaan kelas, yang didefinisikan dalam buku Strategi Belajar Mengajar karangan Pupuh Fathurrohman dkk, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk membuat atau menciptakan kondisi belajar yang optimal.
Terkaitdengan strategi menajemen kelas ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pendidik hendak menggunakan suatu strategi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.      Kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
Setiap strategi pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan pembelajaran tertentu. Seperti contoh mudah, bila tujuan pembelajaran adalah: Siswa dapat merakit sebuah robot, maka metode ceramah atau diskusi tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode pembelajaran aktif akan berhasil.
2.    Kesesuaian strategi pembelajaran dengan materi pembelajaran
Sudah barang tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Ada materi-materi yang hanya cocok diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lainnya.Misalnya jika materi pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat dipilih dan berfungsi dengan baik.Sedangkan materi seperti pengetahuan prosedural seperti langkah-langkah membuat kue donat cocok diberikan dengan pembelajaran langsung.
3.    Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Beberapa strategi pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, pendidik kembali harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar.Apakah guru dapat melaksanakan suatu strategi pembelajaran bila alat, bahan, sumber, dan media yang diperlukan tidak tersedia?
Dengan demikian ada beberapa jenis faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan sebuah strategi dalam manajemen kelas yaitu :
1.  Kemapuan siswa
Contohnya: di suatu sekolah yang sering melakukan kegiatan laboratorium, metode inkuiri atau penemuan terbimbing mungkin dapat dengan mudah dilaksanakan, tetapi pada sekolah tertentu yang sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium dan berlatih keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan penemuan terbimbing mungkin akan sulit dilaksanakan.
2.  Gaya belajar siswa
Setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
3.  Ketersediaan waktu
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan. strategi pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang banyak, sementara strategi pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit waktu
4.  Jaminan variasi
Guru juga harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan strategi,hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.
5.  Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa
Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung dari berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakannya.
Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sedang berkembang dan banyak digunakan dewasa ini.
Maka pengelolaan kelas, apabila ditinjau dari sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Dikatakan secara preventif apabila upaya yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari kondisi masa menjadi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas yang preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau pemberian informasi yang dapat diberikan kepada siswa sehingga akan berkembang motivasi yang tinggi, atau agar motivasi yang sudah baik itu tidak dinodai oleh tindakan siswa yang menyimpang sehingga mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Keterampilan yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran ini, dapat ditunjukkan melalui sikap tanggap guru, bahwa guru hadir bersama anak didik. Guru tahu kegiatan mereka apakah memperhatikan atau tidak. Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru dapat menegur mereka walaupun sedang menulis di papan tulis.
b. Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan kelas yang dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini kegiatan pengelolaan kelas akan berusaha menghentikan tingkah laku yang menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya tingkah laku siswa yang mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik.
Guru harus mengetahui pusat perhatian siswa pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah siswa-siswanya di kelas tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar ataukah tidak. Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui apakah mereka sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar mengajar ataukah malah mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat diketahui ketika siswa ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru, akan memberikan jawaban yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau konsentrasi) atau terlihat terkejut. Oleh karena itu, apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik, misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah laku anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk menemukan pemecahannya.
Adapun prosedur dari jenis-jenis pengelolaan kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan tingkah laku dari anak didik dan mencapai tujuan pengajaran.Maka dari itu, hendaknya guru mengetahui langkah-langkah preventif (pemeliharaan kondisi belajar) dalam pengelolaan kelas. Prosedur pengelolaan kelas secara preventif akan meliputi langkah-langkah peningkatan kesadaran guru sebagai pendidik, peningkatan kesadaran siswa, penampilan sikap guru, pengenalan terhadap tingkah laku siswa, penemuan alternatif pengelolaan kelas, dan pembuatan kontrak sosial dalam proses belajar mengajar (Nurhadi, 1983: 164).
a) Peningkatan kesadaran guru sebagai seorang pendidik
Dalam kedudukannya sebagai seorang pendidik, guru harus sadar bahwa dirinya memiliki rasa “handharbeni” (rasa peduli terhadap kelas dengan segala isinya) dan bertanggung jawab terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
Guru bertugas menciptakan suasana yang dibutuhkan oleh para siswa agar mereka dapat belajar dengan baik. Apakah suasana belajar menunjang pengajaran atau tidak.Jadi sepenuhnya tergantung pada sikap guru. Guru harus tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi para siswa, memberikan nasehat dan bimbingan, dan banyak hal lainnya yang dapat dikerjakan oleh guru.
b) Peningkatan kesadaran siswa
Apabila kesadaran diri guru sebagai seorang pendidik sudah ditingkatkan, langkah kedua kemudian berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya dalam proses pendidikan.
Sebagai seorang siswa kadang-kadang tidak sadar akan kedudukannya dalam organisasi di sekolah. Oleh sebab itu menjadi langkah yang kedua yang harus dilakukan seorang guru adalah meningkatkan kesadaran siswa akan dirinya terutama tentang perimbangan antara hak dan kewajibannya. Dengan menyadari akan hak dan kewajiban tersebut diharapkan siswa akan mengendalikan dirinya dari tindakan dan tingkah laku yang menyimpang yang akan mencemari suasana pendidikan.
c) Penampilan sikap guru
Setelah kesadaran fungsi seorang pendidik, dan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya di sekolah ditingkatkan maka upaya penciptaan suasana yang mendukung proses pendidikan harus dilakukan dengan inisiatif. Inisiatif guru itu diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa-siswa yang dilambari dengan sikap tulus dan hangat.
d) Pengenalan terhadap tingkah laku siswa
Langkah selanjutnya, seorang guru hendaknya mengenal tingkah laku siswa. Pengenalan akan tingkah laku ini dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas. Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut dapat bersifat perseorangan ataupun kelompok.
e) Penemuan alternatif pengelolaan kelas
Setelah seorang guru dapat menyelidiki berbagai tingkah laku siswa, baik yang mendukung maupun yang mencemarkan suasana pendidikan, maka selanjutnya berusaha menetapkan alternatif pengelolaan kelas yang akan dilakukan.
f) Pembuatan kontrak sosial
Langkah terakhir dalam upaya pengelolaan kelas secara preventif adalah pengaturan tingkah laku dengan menggunakan norma atau nilai. Norma atau nilai itu diharapkan akan menjadi landasan tindakan yang akan berfungsi untuk mempertahankan kehadiran tingkah laku siswa yang mendukung maupun untuk mencegah tingkah laku sosial, pada hakikatnya adalah norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok.
2. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Adapun prosedur pengelolaan kelas secara kuratif akan meliputi langkah-langkah identifikasi masalah, analisa masalah, penetapan alternative pemecahan masalah, monitoring dan memanfaatkan umpan balik .
a) Identifikasi masalah
Pertama-tama seorang guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat mengganggu proses kelancaran pendidikan di kelas.
b) Analisa masalah
Dengan hasil penyelidikan yang mendalam, seorang guru dapat melanjutkan pada langkah ini yaitu suatu kegiatan yang berusaha mengetahui latar balakang serta sebab-sebab timbulnya tingkah laku yang menyimpang tersebut. Dengan cara yang demikian akan dapat ditemukan sumber masalah yang sebenarnya, upaya untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan baik.
Jadi, dengan guru mengetahui tingkah laku anak didik yang menyimpang itu, maka guru dapat menganalisanya dan berusaha menemukan pemecahannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pemecahan masalah.Misalnya, memberikan perhatian yang lebih, memberikan pengarahan atau nasehat dan lain sebagainya.
c) Penetapan alternatif pemecahan
Setelah mengetahui sumber masalahnya, seorang guru dapat mencoba mengkaji berbagai alternatif pemecahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan itu, maka ia hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pengelolaan kelas dan juga memahami cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan pendekatan masing-masing.
d) Monitoring
Setelah kegiatan mengatasi masalah pengelolaan kelas itu dilaksanakan, tidak dibiarkan saja, tetapi perlu dimonitor akibat-akibat yang terjadi karena perlakuan dalam mengatasi masalah tersebut.Hal ini diperlukan karena akibat perlakuan guru itu dapat saja mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang menyimpang itu, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang, berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya.Langkah monitoring pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat- akibat yang terjadi tersebut.
e) Memanfaatkan umpan balik
Hasil dari kegiatan monitoring itu sebenarnya merupakan umpan balik terbaik guru yang sangat berharga, karena dengan ini ia dapat mengkaji kembali apakah alternatif tindakan yang telah dilakukan itu tepat atau tidak, atau masih perlu disempurnakan. Hasil monitoring itu hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk:
1. Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang sama
2. Dasar dalam melakukan kegiatan pengelolaan kelas berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengelolaan kelas yang sudah dilakukan sebelumnya.
D.   Penerapan Strategi Menejemen Kelas Dalam Peningkatan Efektivitas Kegiatan Pembelajaran Di Kelas
Pendidikan adalah sebuah proses sebagaimana mengharuskan sebuah proses didalamnya, yang didalam proses itu menghendaki sebuah perubahan yang akan terjadi. Perubahan yang dimaksudkan dalam hal ini ialah perubahan perilaku, pemahaman yang lebih baik, yang tetap memperhatikan tujuan pendidikan itu sendiri.Sejalan dalam hal itu, pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Salah satu faktor utama dan paling utama untuk mencapai tujuan pendidikan itu, ialah dengan sebuah strategi baik berupa strategi manajemen kelas maupun dengan  strategi manajemen pembelajaran. Manajemen ialah seni untuk melaksankan suatu pekerjaan melalui orang lain. Manajemen kelas Secara harfiah didefinisikan yaitu suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain (semisal dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Kata perencanaan disini merujuk pada perencanaan pembelajaran dan unsur-unsur penunjangnya. Pelaksanaan bermakna proses pembelajaran sedangkan evaluasi bermakna evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud terdiri dari dua jenis, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran. (Sufyarma, 2004 : 188)
Manajemen kelas ialah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manjemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi / kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. (Tim Penyusun, 2011 : 106)
Strategi manajemen kelas bernilai sangat penting dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran di dalam kelas. Karena dengan sebuah strategi manajemen kelas yang baik maka proses pembelajaran akan bisa tercapai dengan baik. Strategi manajemen kelas ini dapat berupa pengaturan suasana kelas, suasana pembelajaran yang kondusif dan lain sebagainya. Disebutkan oleh Dirjen Dikdasmen bahwa ada empat yang menjadi tujuan dalam manejemen kelas yaitu :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat mengahalangi terwujudnya intreraksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosisla, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Konsep dasar dari manajemen kelas ialah penempatan individu, kelompok, sekolah dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas pendidik seperti mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas pendidik yang terpenting ialah memanajemen, mengorganisir dan mengkoordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajran. Mengelola kelas merupakan ketermapilan yang harus dimiliki pendidik dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek menajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas ialah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas dan tindakan selektif serta kreatif.
Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk dapat menguasai strategi-strategi dalam manajemen kelas guna untuk mengefektifkan proses pembelajaran di dalam kelas. Sehingga proses pembelajaran di dalam kelas akan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Secara garis besar upaya untuk meningkatkan keefektivitasan pembelajran di dalam kelas dengan menerapkan strategi manajemen kelas ada dua yaitu ;
1.    Pengaturan Peserta Didik
        Dalam kajian filosofis, peserta didik dipandang sebagai manusia seutuhnya, dimana mereka dipandang manusia yang memiliki hak dan kewajiban.  Dalam pendidikan, hak-hak peserta didik haruslah lebih dikedepankan atau diutamakan seperti hak mereka untuk mendapatkan pengetahuan yang sesuai dengan keinginan mereka, hak mereka untuk mengembangkan potenti-potensi yang ada pada mereka, dimana itu semua dalam rangka mempersiapkan mereka menjadi manusia yang dewasa. Selain hak-hak tersebut, peserta didik juga memiliki kewajiban yang harus mereka jalani. Sebagai peserta didik juga harus memahami kewajiban, etika serta melaksanakanya. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik. Sedangkan etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan yang harus di tati dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses belajar. Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang aspek-aspek yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui aspek-aspek tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensi yang dimilikinya.
        Peserta didik ialah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebgai objek dank arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka peserta didik bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek. Artinya peserta didik bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.pergerakan yang terjadai dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal ini, fungsi guru tetap meiliki proporsi yang besar untuk dapat membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, pengaturan orang atau peserta didkadalah bagaimana mengatur dan menempatkan peserta didk dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan  emosionalnya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
2.    Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik pendidik maupun peserta didik dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu, lingkungan fisik kelas berupa sasaran dan prasarana kelas harus dapat memnuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasikehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. kriteria minimal meliputi aman, estetika, sehat, cukup, bermutu dan nyaman yang terpenting bahwa dengan fasilitas yang minim dapat diatur dengan baik sehingga daya gunanya lebih tinggi. Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik, sehingga seluruh peserta didik dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarah untuk meningkatkan efektivitas belajar peserta didik sehingga mereka merasa senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik. Untuk lebih jelasnya, pengaturan peserta didik dan fasilitas dapat dilihat dalam bagan berikut ini:


 












Gambar 1.1
Kegiatan dalam pengelolaan kelas
Adapun secara lebih terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh pendidik dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek menejemen kelas guna mengefektivitaskan pembelajaran di dalam kelas yaitu :
1.      Mengecek kehadiran peserta didiknya. peserta didik di lihat keberadaannya satu persatu terutama diarahakan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajara mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2.      Mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan itu. Guna memberikan motivasi kepada mereka atas apa yang telah mereka kerjakan.
3.      Pendistribusian bahan dan alat. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk bisa adil dalam melakukan pendistribusian bahan maupun alat sehingga tidak ada intimidasi yang dirasakan oleh peserta didiknya.
4.      Mengumpulkan informasi dari siswa. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yag dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentag pribadi siswa maupun yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjaan.
5.      Mencatat data. Data-data siswa yang baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa
6.      Pemeliharaan arsip. Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan didata dengan rapi dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
7.      Menyampaikan materi pelajaran. Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada dalam kelas.
8.      Memberika tugas atau PR. Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara madiri.
Setelah kita mengetahui apa saja yang harus kita perhatikan dalam meningkatan kefektifan proses pembelajaran di kelas, ada beberapa strategi yang harus dilaukan yaitu sebagai berikut :
1.      Pendekatan kekuasaan
      Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan prilaku peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
2.      Pendekatan ancaman
Dalam pendekatan ini, dapat dilakukan dengan cara yaitu melarang, ejekan, sindiran dan memaksa. Pendekatan ancaman dilakukan dalam rangka mengontrol tingkah laku peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Pendekatan kebebasan
Pendidik harus memberikan kebebasan dalam batasan-batasan kepada peserta didik agar mereka tidak merasa tertekan dan merasa rileks dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
4.      Pendekatan resep
Yaitu guru memberikan sejumlah daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk dapat menyelesaikan program satuan belajara atau pengalaman belajar tertentu.
5.      Pendektan pengajaran
Peranan pendidik dalam hal ini adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran dengan baik.
6.      Pendekatan perubahan tingkah lakukan
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengumbah tingkah laku anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari belum kepada mengahayati nilai-nilai serta serta dari belum kepada menguasai keterampilan-keterampilan tertentu.
7.      Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial
Artinya ialah suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya ada hubungan timbal balik yang baik dan positif antara pendidik dan peserta didik, atau dari peserta didik dengan peserta didik. Tugas pendidik berdasarkan pendekatan ini adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
8.      Pendekatan Proses kelompok
Peranan pendidik ialah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Dalam proses ini pendidik diusahakan mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9.      Pendekatan Electis atau pluralistic
Yaitu suatu pendekatan pengelolaan kelas yang menekankan pada bagaimana menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran efektif dan efisien. (Darwyan, 2009 : 201-204) .
Dengan demikian, bahwa dengan melakukan penerapan strategi menajemen kelas yang baik maka akan membentuk keefektifitasan proses pembelajaran di dalam kelas sehingga tujuan pembelajran akan tercapai dengan maksimal.




 


BAB III
     PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran Discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran Induktif. Sedangkan Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu). Adapun yang menjadi Pendekatandalam pendekatan dan strategi Manajemen kelas yaitu :
A.    Pendekatan manajemen
1.      Kontrol Otoriter
2.      Kebebasan Liberal atau Permisif
3.      KebebasanTerbimbing / instruksional
B.     PendekatanPsikologis 
1.   Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior Modification)
2.   Pendekatan Iklim Sosio Emosional (SocioEmotional Climate)
C.     Pendekatan Proses Kelompok ( Group Process)
D.    Pendekatan Elektif (Electic Approach)
E.     Pendekatan analitik pluralistic
Dan strategi manajemen kelas ialah :
a.      Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
b.      Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi oleh bagaimana penerapan strategi manajemen kelas yang baik.
F.        Saran
30
 

 
Dalam penyusunnan makalah sudah barang tentu tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan pemakalah. Oleh karenanya, kritikan dan saran dari pembaca yang budiman yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah kami diharapkan. Karena manusia tidak luput dari sebuah kesalahan dan lupa akan sesuatu. Maka dari itu, penulis berharap besar akan kritikan dan saran yang bersifat membangun serta memotivasi dalam penulisan makalah yang baik dan benar. Mudah-mudahan makalah yang pembahasannya mengenai “ Pendektan dan Strategi Manajemen Kelasyang cukup singkat ini, dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Namun rasanya tidak cukup kalau pembaca hanya memperoleh referensi dari makalah ini, oleh karena itu, alangkah lebih baiknya pembaca dapat juga membaca referensi-referensi yang lainnya baik itu dari perpustakaan maupun website terkait.


















DAFTAR PUSTAKA
Ade, Rukmana dan Asep Suryana. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung : ALFABETA

Asrori,Ardiansyah,M.Pd.pendidikandimalanhttp://www.majalahpendidikan.com/2011/06/jenis-jenispengelolaan-kelas.html

Darwyan syah, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : DIADIT MEDIA

Kelvin Seifert. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Jogjakarta : IRCiSoD

Maman, Rochman. 1997. Manajemen Kelas. jakarta: SINAR HARAPAN

Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Pupuh, Fathurrohman dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT refika Aditama
Sejathi,http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108434-pendekatan-dalam-manajemen-kelas/ (Diakses Tanggal 12/3/2013), Pukul 20 :15 Wib)
Sudarmawan, Danim. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : CV PUSTAKA SETIA
Sufyarma. 2004. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking